IKON GERAKAN MEMBACA DI MTSN 1
MEDAN
Pendahuluan
Perpustakaan
adalah jantung sebuah lembaga pendidikan. Keberadaan perpustakaan tidak dapat
dilepaskan dari lembaga pendidikan tersebut. Pengelolaan perpustakaan yang baik
akan sangat membantu peningkatan kualitas lembaga pendidikan. Karenanya,
idealnya fungsi sebuah perpustakaan bukan hanya sebagai tempat menyimpan buku,
lalu buku itu lama kelamaan kotor berdebu karena tidak disentuh orang. Sebagai
sebuah jantung, perpustakaan memompakan ”darah” ke segenap lingkungan lembaga
pendidikan tersebut, sehingga lembaga pendidikan terasa hidup. Perpustakaan
sejatinya harus mampu memberi semangat pengembangan minat membaca dan menulis
serta peningkatan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, keberadaan perpustakaan
di sebuah lembaga pendidikan mutlak harus mampu mengembangkan semangat dan
gerakan ilmiah bagi lingkungan pendidikan itu sendiri, juga bagi masyarakatnya.
Dalam
Islam, sebenarnya hal ini merupakan bagian ajaran Islam yang sangat esensial.
Perintah pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. adalah ”iqra`”, yaitu
perintah membaca, bukan shalat atau ibadah-ibadah lainnya. Ini artinya, Islam
sejak awal kehadirannya sudah sangat menggalakkan semangat pengembangan ilmu
pengetahuan. Ini tentu sebuah semangat yang revolusioner. Pada masa itu, bangsa
Arab bukanlah bangsa yang memiliki tradisi literasi dan tidak diperhitungkan
dalam percaturan dunia. Mereka hanya dikenal sebagai bangsa yang pandai
berdagang, piawai dalam menggubah syair dan memiliki daya hapal yang kuat.
Selain dari itu tidak ada yang dapat dibanggakan pada mereka. Namun Islam
mengangkat mereka menjadi bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Mereka mampu
menjadi bangsa yang disegani internasional ketika itu dan memiliki tradisi ilmu
pengetahuan yang luar biasa tingginya. Gerakan diskusi, penerjemahan
karya-karya asing, penulisan karya-karya baru dalam berbagai bidang, bukan
hanya bidang agama, melainkan juga ilmu pengetahuan lain secara umum, merupakan
fenomena menarik yang muncul pada abad-abad pertengahan. Tahun 831 M, Khalifah
al-Ma’mun mendirikan Bait al-Hikmah, sebuah lembaga pendidikan,
penelitian dan penerjemahan karya-karya asing. Dukungan penguasa terhadap
pengembangan institusi ilmiah seperti Bait al-Hikmah ini menjadikan
dunia Islam Dinasti Bani Abbas sebagai pusat peradaban umat manusia terpenting
dalam sejarah abad pertengahan. Barat (Eropa) sendiri ketika itu belum apa-apa
dan tenggelam dalam abad kegelapan.
Berangkat
dari fungsi perpustakaan, dasar ajaran Islam dan sejarah umat Islam abad
pertengahan yang berhasil mengembangkan fungsi perpustakaan sebagai jantung
peradaban manusia, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Medan berupaya
mengembangkan perpustakaan madrasah dan menjadikannya sebagai ikon bagi gerakan
membaca tidak hanya bagi kalangan siswa dan guru MTsN 1 Medan, tetapi juga bagi
kalangan luar yang ingin mengakses koleksi literatur di perpustakaan tersebut.
Darul Ulum, nama perpustakaan tersebut, selama ini telah berperan dalam misi
tersebut dan menoreh prestasi yang membanggakan, baik di tingkat provinsi
maupun nasional.
Tulisan
ini berupaya memaparkan tentang Perpustakaan Darul Ulum MTsN 1 Medan dan
peranannya dalam pengembangan minat baca di kalangan siswa dan guru. Secara
sistematis, tulisan ini berisi tentang
sejarah dan perkembangan MTsN 1
Medan, profil madrasah, sejarah dan perkembangan Perpustakaan Darul Ulum,
mengubah wajah perpustakaan, perpustakaan Darul Ulum sebagai wahana rekreasi
dan re-kreasi, kegiatan dan pelayanan menarik di perpustakaan Darul Ulum,
program unggulan perpustakaan, pengunjung perpustakaa, prestasi yang diperoleh,
apresiasi Baperasda Sumut, peluang dan tantangan pengembangan perpustakaan,
serta penutup.
Sejarah dan Perkembangan MTsN Medan
MTsN 1
Medan memiliki sejarah panjang. MTsN 1 Medan pada mulanya merupakan
satu-satunya madrasah tsanawiyah negeri di kota Medan. Gedung sekolah MTsN
Medan ketika itu menumpang kepada Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Medan di
Jalan Pancing No. 7A. Pada tahun 1984 dibangunlah gedung MTsN di Jalan
Pertahanan Patumbak. Pada awalnya terdapat 9 ruang kelas di Patumbak. Sementara
itu, gedung di Jalan Pancing masih tetap beroperasi. Dengan demikian, MTsN
memiliki dua gedung.
Tahun 1990
dibangun gedung MTsN Medan di Jalan Peratun dan siswa yang berada di lokasi
Jalan Pancing pindah ke Jalan Peratun. Sejalan dengan perubahan kebijakan
pendidikan, PGAN dihapus
dan berubah menjadi MAN 2 Medan. Pada tahun 1996 MTsN Medan dipisah menjadi dua, yaitu lokasi
Patumbak menjadi MTsN 1 Medan dan lokasi
di Jalan Peratun menjadi MTsN 2 Medan.
Guru-gurunya diberikan pilihan, mengajar di Patumbak atau di Jalan Peratun. Biasanya, guru memilih dengan
mempertimbangkan kedekatan tempat tinggal mereka dengan sekolah.
Profil
Madrasah
MTsN
1 Medan berada di Jalan Pertahanan Patumbak Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan
Medan Amplas, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan no telepon/fax: (061) 7864757.
MTsN
1 Medan terletak di atas tanah seluas 14908 m² dan luas bangunan 2078 m².
Adapun jumlah rombongan belajar (rombel) 28 kelas, yaitu kelas 7 (10
kelas), kelas 8 (9 kelas), kelas 9 (9 kelas). Kelas reguler 22 kelas, kelas
plus (6 kelas). Kelas reguler belajar sampai pukul 14.00 dengan kurikulum KTSP.
Sedangkan, kelas plus, belajar sampai pukul 17.30 (full day school) dengan kurikulum KTSP dan kurikulum plus dan ada
mata pelajaran bilingual.
Siswa
berjumlah 910 orang, dengan kondisi ekonomi orang tua menengah ke bawah,
terutama siswa yang bertempat tinggal di daerah Kabupaten Deli Serdang,
kebanyakan orang tuanya petani.
Sedangkan
jumlah tenaga pendidik PNS dan non-PNS, serta tenaga kependidikan PNS dan
non-PNS berjumlah 89 orang. Tenaga kependidikan S2 berjumlah 10 orang, S1
berjumlah 70 orang, dan SMA/sederajat 9 orang.
Berbicara
mengenai fasilitas madrasah terdapat 28 kelas, 1 ruang kepala, 1 ruang KTU, 1
ruang guru, 5 ruang laboratorium (laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium IPA Biologi, laboratorium Fisika/Elektronika, dan laboratorium
keterampilan), 1 Mushalla Al-Abrar sekaligus sebagai laboratorium pendidikan
keagamaan, perpustakaan Darul Ulum, dan
banyak fasilitas lainnya seperti kantin (termasuk kantin cerdas), MCK, Green House, pondok ABADIKA, Ruang
Ensiklopedi Al-Qur’an, taman madrasah, dan lapangan olahraga.
Sejarah dan Perkembangan
Perpustakaan Darul Ulum
Berbicara
tentang perpustakaan, pada tahun 1984 sampai dengan 1987, belum ada
perpustakaan, yang ada adalah lemari dan rak-rak penyimpan buku. Pada tahun
1988 sampai dengan 1994 sudah ada ruang perpustakaan dengan ukuran 8 x 8 tetapi
belum melaksanakan pelayanan yang baik layaknya perpustakaan.
Pada tahun 1994
sampai dengan 2005, perpustakaan sudah menjalankan manajemen
perpustakaan. Pada tahun 2006, perpustakaan dipindahkan ke lokasi yang lebih
luas dengan ukuran 8 x 24 atas bantuan Gubernur Sumatera Utara. Tahun 2007
perpustakaan ini diberi nama Darul Ulum yang artinya rumah berbagi ilmu
pengetahuan. Perpustakaan Darul Ulum menjadi sumber belajar dengan sumber ilmu
pengetahuan. Manajemen perpustakaan sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Mengubah Wajah Perpustakaan
Perpustakaan
selalu dicap dengan suasana keseriusan, kebekuan, tumpukan-tumpukan buku,
wajah-wajah petugas yang dingin dan sulit tersenyum. Pemustaka datang dengan
dahi berlipat-lipat karena bayangan setumpuk beban tugas yang berat, dan PR
yang harus menyertakan referensi. Kami mencoba image atau citra perpustakaan menjadi wahana baca yang gaul dan
cerah.
Perpustakaan
yang dulu dicat putih, ada lemari dan rak berjajar dan ada meja/bangku tempat
membaca. Sejak tahun 2007, dinding tembok dicat warna-warni yang cerah ceria.
Lokasi dibagi beberapa area dan ditata dengan apik, sehingga membuat pemustaka
dan orang-orang yang datang membaca menjadi kerasan di perpustakaan.
- Ada area
diskusi dicat pink agar lebih semangat, aktif, dan bersahabat.
- Area baca
lesehan yang dicat biru mengesankan ketenangan dan dan kenyamanan dan
dilengkapi meja-meja pendek dan bantal-bantal kecil.
- Area
internet yang dicat oranye memberikan kesan ceria, penuh energi, dan
kebangkitan
- Area baca
duduk di kursi dicat hijau. Efek warna hijau memberikan suasana teduh,
santai, dan menyejukkan.
- Area rak
buku dicat kuning menggambarkan kesan kemewahan yang ceria yang membuat
senang ketika memilih buku.
- Area audio
visual dicat ungu dan hijau yang memberi kesan hangat dan teduh.
- Ada area
administrasi, ruang sirkulasi,
ruang proses pemilahan buku, gudang, dan toilet.
Perpustakaan Darul Ulum
Sebagai Wahana Rekreasi dan Re-kreasi
Perpustakaan
sebagai wahana rekreasi memanjakan pemustaka, memberikan musik-musik
instrumental dan lagu-lagu ringan ketika
sedang membaca seperti memperdengarkan lagu-lagu penggugah semangat di waktu
pagi dan musik-musik yang dapat menenangkan hati di siang hari. Perpustakaan
juga menyediakan permainan-permainan edukatif, contohnya, permainan Bahasa
Inggeris, Scrabble, permainan catur.
Kadangkala diadakan acara ‘nonton bareng’ bagi pemenang Reading Award, dengan membeli DVD-DVD tentang motivasi dan
pendidikan. Jadi, dengan adanya fasilitas rekreasi ini, para pemustaka menjadi
nyaman di dalamnya dan rindu untuk datang lagi.
Perpustakaan
juga bisa berfungsi sebagai wahana re-kreasi. Kumpulan berbagai kreasi (seperti
karya daur ulang dan kerajinan tangan), tulisan (seperti artikel,makalah,
sinopsis) dan hasil lomba para siswa dikumpulkan, dikemas dengan dengan
menarik, dan dijadikan koleksi perpustakaan. Karya dan kreasi siswa itu
diletakkan di suatu tempat yang khusus dan dipamerkan. Tulisan-tulisan dan
karya diletakkan di rak pajangan, sedangkan hasil-hasil lomba seperti poster
dipajang di dinding perpustakaan. Siswa dapat melihat pajangan tersebut dan
mengkreasikan ulang kembali karya dan tulisan tersebut.
Kegiatan dan
Pelayanan Menarik di Perpustakaan Darul Ulum
Untuk
semakin mendekatkan diri pemustaka kepada perpustakaan, maka dibuatlah beberapa
kegiatan yang menarik, seperti mengadakan lomba. Diharapkan peserta perlombaan
akan mempelajari hal-ihwal mengenai perpustakaan. Ada pepatah mengatakan, “tak
kenal maka tak sayang”. Bila mereka sering melihat dan mengikuti lomba,
tentunya dapat diharapkan mereka bisa semakin mengenal dan menjadi sayang
kepada perpustakaan. Lomba yang diadakan seperti mendongeng/bercerita, pidato,
baca puisi, meresensi buku, debat, dan lain-lain. Pemenangnya akan diberi
hadiah-hadiah kecil. Kegiatan lomba tersebut disesuaikan dengan kalender
pendidikan madrasah, seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Peringatan Hari
Besar Nasional (PHBN), dan hari-hari non-efektif Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yaitu setelah selesai ujian semester tepatnya sebelum pembagian rapor.
Di perpustakaan
juga disediakan pelayanan menarik, seperti layanan internet dengan wi-fi
gratis, juga tersedia public printer agar
siswa yang sudah mengunduh materi-materi di internet dapat mencetaknya.
Program
Unggulan Perpustakaan
Prestasi-prestasi di atas tidak
terlepas dari kerja keras semua pihak di MTsN 1 Medan dalam mengembangkan
Perpustakaan Darul Ulum dan menciptakan terobosan-terobosan melalui
program-program unggulan. Semua ini dilakukan untuk menciptakan Perpustakaan
Darul Ulum sebagai ikon bagi gerakan membaca warga MTsN 1 Medan. Sejalan dengan
visinya menjadi perpustakaan sekolah terbaik untuk sumber belajar dalam
meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan takwa,
program unggulan yang dikembangkan di Perpustakaan Darul Ulum antara lain
adalah:
1. Abadika (Arena
Baca di Ruang Terbuka)
Ini adalah
salah tempat di ruang terbuka (di halaman perpustakaan) yang didesain
sedemikian rupa untuk menjadi tempat membaca siswa. Ada dua buah Abadika MTsN 1
Medan. Abadika merupakan ruang terbuka berbentuk semacam pendopo; satu berukuran 3x4 meter
dan satu lagi berukuran 3x3 meter. Di ruang ini siswa dapat membaca buku dengan
nyaman dan santai serta mendiskusikan hasil bacaan mereka. Di ruang terbuka ini
juga disediakan koleksi bacaan bagi siswa.
2. Dicatra
(Dinding Bicara, Dibaca, Diterapkan)
Di tempat-tempat
strategis di MTsN 1 Medan ada tulisan-tulisan inspiratif. Di sini
juga dituliskan visi misi madrasah dan tulisan-tulisan lain seperti “Harkat dan Martabat
Manusia”, ”Pentingnya Ilmu” dan tujuan Pendidikan Nasional.
Di dinding ini juga disosialisasikan tentang program-program madrasah dan
semboyan-semboyan yang menginspirasi. Guru
memberdayakan ini sebagai sumber belajar dengan cara menyuruh siswa
menuliskannya, menjadikannya PR, selanjutnya menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai alat penilaian afektif guru. Dengan
demikian siswa dapat mengembangkan kreasi dan kemampuan bahasa tulis mereka
berdasarkan insiprasi dari Dicatra ini. Hasil dari karya tulis siswa ini pun
kemudian diletakkan diperpustakaan.
3.
Rekor Baca
Ini adalah salah
satu cara memancing minat baca siswa
dengan cara mengisi kertas kecil (dalam
bentuk bulatan) dengan menuliskan nama dan buku yang dibacanya setiap kali
siswa selesai membaca satu judul buku yang dipinjam dari perpustakaan. Kertas
bulatan kecil ini akan ditempelkan pada tempat yang menarik sampai penuh
membentuk sebuah gambar, misalnya gambar buaya, cangkir, salak. Siswa-siswa
yang bisa menempelkan kertas kecil sebanyak-banyaknya (yang artinya banyak
membaca) sampai membentuk sebuah gambar tersebut, maka mereka akan mendapatkan Reading
Award.
4.
Musding (Kamus
Dinding) adalah tulisan, gambar, rumus, teori, yang didesain seperti kamus
sederhana yang ditempelkan di Musding dan diletakkan di tempat yang strategis.
Musding ini dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar.
5.
Pustaka Mini
MGMP. Pustaka ini berada di ruang guru
dan menjadi sumber belajar guru pada saat guru mengadakan kegiatan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Buku-buku yang tersedia di sini
biasanya tentang pendidikan dan peraturan perundang-undangan.
6.
Kantin Cerdas.
Kantin yang menyediakan buku-buku selain menjajakan aneka makanan dan minuman.
Kantin Cerdas ini dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar pada saat siswa
menikmati makanan dan minuman pada jam istirahat. Di Kantin Cerdas ini juga
dilakukan promosi perpustakaan dan buku-buku terbaru yang layak dibaca siswa.
7.
Jam Waca (Jam Wajib Baca).
Ini adalah program madrasah untuk meningkatkan dan membiasakan membaca. Program
ini berlangsung satu kali dalam satu minggu (1 jam pelajaran), setiap hari
Sabtu pukul 7.30-8.10 WIB. Setiap kali Jam Waca, siswa akan membaca buku yang
telah ditentukan. Selanjutnya siswa akan menuliskan resume dari apa yang
dibacanya di buku tulis khusus. Siswa yang cepat dapat menyelesaikan bacaannya
(satu judul buku) tersebut akan mendapat Reading Award dari madrasah.
8.
Pelatihan Guru
tentang kiat-kiat membaca cepat dan membaca cerdas melalui kegiatan MGMP dengan memanggil nara
sumber yang mumpuni di bidangnya.
9.
Pihak madrasah juga berusaha meningkatkan minat menulis
guru. Bagaimana pun, membaca tidak dapat dilepaskan dari kegiatan menulis.
Hasil bacaan perlu direproduksi dengan menuliskannya dalam bentuk karya-karya
tulis guru. Untuk itu, madrasah juga mengadakan latihan kepenulisan untuk
guru-guru dengan mengundang pembicara penulis produktif dari kalangan perguruan
tinggi.
10.
Ruang
Ensiklopedi Al-Qur’an. Sejak Januari 2013 pihak madrasah juga menyediakan satu
ruang di madrasah yang disebut Ruang Ensiklopedi Al-Quran. Di dalam ruang
tersebut ada perpustakaan digital, yaitu Maktabah Syâmilah yang memuat
ribuan judul koleksi buku-buku berbahasa Arab dari berbagai disiplin keilmuan,
seperti Tafsir, Hadis, Fiqh, Tasauf, Sejarah Islam, Teologi dan Pendidikan. Di
dalam ruang tersebut juga terdapat buku tafsir Al-Qur’an, terjemah Al-Qur’an,
dan ilmu-ilmu pendukung Al-Qur’an seperti Buku Iqra’, Juz ‘Amma, Tajwid, Index
Al-Qur’an, Ushul Fiqh, dan Mujma’ Mufahras.
Semua kegiatan
dan program di atas dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan misi
Perpustakaan Darul Ulum yang berusaha menyediakan informasi dan layanan yang
cepat dan tepat, menyediakan bahan pustaka yang membantu siswa dan guru dalam
fokus belajar, menjadikan perpustakaan sebagai jantung pendidikan dan
meningkatkan minat dan budaya baca warga madrasah.
Pengunjung
Perpustakaan Bukan Hanya Warga MTsN 1 Medan
Dalam
kenyataannya di lapangan Perpustakaan Darul Ulum bukan hanya dikunjungi oleh
warga madrasah. Banyak pelajar lain seperti MAN 3 Medan, MIN Maimun,
yang memanfaatkan Perpustakaan Darul Ulum sebagai sumber informasi. Ada juga
mahasiswa yang memanfaatkan Ruang Ensiklopedi Al-Qur’an untuk mengambil bahan
dari Maktabah Syamilah sebagai
pustaka digital. Bahkan tidak jarang pula
orang tua yang memanfaatkan waktunya sambil menunggu anaknya dengan membaca
koleksi yang tersedia di Perpustakaan Darul Ulum.
Prestasi Yang Diperoleh
Dalam perkembangannya, Perpustakaan Darul Ulum telah
menorehkan prestasi, baik di tingkat lokal Sumatera Utara maupun nasional. Di
antaranya adalah Juara I Lomba Perpustakaan tingkat SLTP Negeri se-Sumatera Utara
17 Juni 2008, Juara I Lomba
Perpustakaan tingkat SLTP Negeri se-Sumatera Utara
24 September 2010, Juara III
Penilaian Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama tingkat Nasional tahun 2010.
Selain itu, salah seorang pustakawan Darul Ulum, Vita Wahyuni,
S. Pd., juga pernah terpilih menjadi Pengelola
Perpustakaan Terbaik Tingkat
Provinsi
Sumatera Utara yang
diselenggarakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Tahun 2009. Baperasda Sumut sering mengundang
siswa untuk mengikuti lomba dalam rangka HUT Perpustakaan maupun HUT RI seperti
lomba baca puisi, pidato, mendongeng/bercerita, karaoke, MTsN 1 Medan selalu
menjadi juara 1 ataupun 2 dan pernah menjadi juara umum pada salah satu
kegiatan lomba.
Apresiasi Baperasda (Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah) Sumut
Baperasda
Sumut memberikan apresiasi kepada Perpustakaan MTsN 1 Medan Darul Ulum atas
semangat yang dibangun warga madrasah dalam memajukan perpustakaannya dan ikon
perpustakaan ”Gerakan Minat Baca” antara lain, pelayanan LTPS (Layanan Terpadu
Perpustakaan Sekolah), dengan menitipkan aneka judul buku berjumlah lebih
kurang 400 judul dengan sistem sirkulasi per tiga bulan (artinya setiap tiga
bulan, judul-judul lama diambil kembali dan diganti dengan judul-judul yang
baru).
Selain
LTPS, ada hibah dari Baperasda Sumut berbentuk buku-buku, kursi 6 buah, 1 meja,
dan 1 rak buku. Disamping itu, Baperasda Sumut melakukan pelatihan khusus
Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) tentang pengelolaan perpustakaan bagi pegawai
perpustakaan dan diikuti juga oleh kepala madrasah, wakil kepala, serta
beberapa guru dan siswa. Apabila ada kegiatan pelatihan-pelatihan oleh Baperasda
Sumut, MTsN 1 Medan tidak pernah luput dari undangan.
Prospek Pengembangan Perpustakaan (Peluang dan
Tantangan)
Perpustakaan
Darul Ulum telah melakukan fungsinya dalam meningkatkan minat baca warga MTsN 1
Medan. Dalam pengembangan ke depan, pimpinan dan warga MTsN 1 Medan berusaha
mengembangkan perpustakaan dengan memperluas areal perpustakaan, penambahan
koleksi buku dan pengadaan pustaka digital. Namun bersamaan dengan itu,
madrasah mengalami tantangan dalam mewujudkan prospek ini berupa kesulitan pengumpulan
dana. Karena pandangan masyarakat pada umumnya dan orang tua siswa pada
khususnya bahwa madrasah tidak perlu dibantu lagi karena sudah madrasah telah
mendapatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), padahal peruntukan dana BOS
itu sudah ada ketentuan-ketentuannya. Dana
yang bisa diambil untuk perpustakaan hanya penambahan koleksi buku,
tidak bisa untuk perluasan gedung. Namun,
madrasah tetap menganggap tantangan sebagai peluang dengan kemandiriannya
berupaya setahap demi setahap mewujudkan prospek ini.
Penutup
Demikianlah
paparan tentang Perpustakaan Darul Ulum MTsN 1 Medan. Semua yang telah dicapai
tentu merupakan prestasi bersama yang perlu dipertahankan. Sementara
kekurangan-kekurangan yang mungkin ada dalam manajemen perpustakaan secara bertahap
akan dicoba dibenahi. Tentu saja tidak ada pelayanan yang sempurna dari
perpustakaan Darul Ulum. Hanya saja, dengan segenap potensi dan kekuatan yang
ada, pihak madrasah berusaha memperkecil ketidaksempurnaan itu dengan
memberikan pelayanan terbaik bagi warga MTsN 1 Medan. Sesuai dengan visi
Perpustakaan Darul Ulum, MTsN 1 Medan ingin mengembangkan perpustakaan ini
sebagai ikon bagi gerakan membaca bagi warga MTsN 1 Medan.
Ada
pelajaran berharga yang dapat dipetik dalam mengembangkan perpustakaan yaitu
kebahagiaan warga madrasah mewujudkan pesan cerdas Ilahiyah pada perintah
pertama ayat Al-Qur’an yaitu membaca. Buku-buku yang semula yang bertumpuk dan
berdebu kini oleh warga madrasah dibaca. Perpustakaan yang dulu seperti gudang
buku, kini menjadi wahana rekreasi yang menyenangkan.